Rabu, 14 Desember 2011

Macam penyakit yang sering menyerang merpati dan cara penanganannya

Burung merpati termasuk burung yang memiliki daya tahan tinggi terhadap penyakit. Namun hal itu jangan membuat kita terlena.
Berikut cara pencegahan agar merpati selalu sehat:
1. Menyediakan tempat teduh untuk merpati (pagupon/gupon-Jawa) yang kering, terang, ventilasi baik.
2. Menyediakan tempat tinggal/berteduh yang tetap bersih.
3. Memberi makanan yang bermutu, bersih, bergisi seimbang. 4. Memberikan grit yang cukup dan seimbang mutunya.
5. Memberi air bersih yang terpisah dari air yang biasa untuk memandikan.

Penyakit umum merpati biasanya disebabkan oleh binatang kecil pengganggu yang menyebabkan burung terkena infeksi, atau juga virus atau bakteri atau infeksi yang disebabkannya. Binatang pengganggu merpati umumnya adalah:

1. Kutu: Kutu merpati cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Berbeda dengan kutu burung kicauan, kutu pada merpati tidak menghisap darah tetapi hidup dengan memakan bulu dan sisik kulit merpati. Kehadirannya akan mengganggu jika cukup banyak (dan biasanya tidak kita sadari). Pada suhu udara panas, perkembangannya sangat cepat. Untuk menjaga merpati bebas kutu seperti ini, gunakan saja FreshAves, obat anti parasit yang tidak berbahaya untuk merpati (tidak membuat keracunan). Selain bisa digunakan untuk menyemprot burung, FreshAves juga perlu untuk membasmi semua parasit di lingkungan tempat tinggal merpati.

2. Tungau Merah: Tungau ini sama dengan tungau ayam. Berbeda dengan kutu, tungau ini sulit ditangani bila jumlahnya sudah banyak di badan burung. Burung ini hidup di celah-celah kandang atau kotak sarang, dan keluar di malam hari hanya untuk mencari makan. Untuk mengatasinya, perlu dilakukan penyemprotan kandang dan lingkungan merpati dengan FreshAves, baik secara disemprotkan maupun dengan ditabur di dasar sarang.

3. Lalat merpati: Lalat yang pernah ditemukan di AS bagian selatan ini lebih kecil ketimbang lalat yang biasa berkeliaran di rumah-rumah. Bukan hanya pengganggu, lalat ini juga membawa bibit penyakit. Dia suka bersembunyi di di antara bulu-bulu burung. Telur dan larva lalat ini ditempatkan di tepi sarang dan umumnya dipilih sarang yang masih ada anakannya. Penanganan atas lalat ini bisa kita gunakan pula FreshAves untuk disemprotkan di lingkungan merpati dan ditaburkan di dasar sarang.

Penyakit-penyakit lain:

1. Kanker: Penyakit ini disebabkan protozoa dan umum ditemukan di merpati. Kebanyakan menjangkiti anak burung yang masih dalam sarang, meski juga banyak menyerang merpati dewasa.Gejalanya, terdapat luka di mulut atau leher yang diliputi cairan kental putih kekuningan. Luka akan membesar dan akan menyebabkan kematian merpati. Ada beberapa cara penyembuhan yang tergolong efektif sperti disampaikan Arie Soeseno dalam Memelihara dan Beternak Burung Merpati, yakni dengan menyapu luka dengan larutan yang terdiri dari 3 bagian glycerin dan 1 bagian jodium/iodine. Meski penyakit ini dapat diobati, tetapi jika tidak begitu berharga maka sebaiknya burung yang terjangkit dimatikan saja agar isi kandang tidak terjangkit semua. Ada pihak yang menyebutkan penyakit ini tidake menjalan, namu kita tetap harus berhati-hati. Pembersihan kandang dengan FreshAves sangat dianjurkan.

2. Kurus (merpati menjadi kurus): Burung kurus dan terlihat sakit. Umum ya disertai mencret. Kurus memang bukan penyakit tetapi menunjukkan adanya gejala penyakit. Bantuan bisa diberikan dengan mengosongkan tembolok kemudian diberi cairan susu hangat dan roti selama perawatan.

3. Mencret/Diare: Biasanya disebabkan makanan yang tidak baik/rusak. Penyakit akan hilang jika penyebabnya sudah diketahui dan dihilangkan. Cara penyembuhan terbaik dengan memberikan jagung dan butir biji-bijian kecil (jewawut, millet, dsb) sampai burung sembuh. Dapat juga burung diberi minyak kastroli atau garam epson sebagai sarana pencahan (urus-urus) untuk membersihkan sistem pencernaan.

4. Pilek: Penyebabnya sama dengan penyebab pilek pada manusia. Intinya, perlu menjaga burung agar berdaya tahan tinggi terhadap serangan penyakit. Salah satu cara yang disarankan adalah pemberian BirdVit pada minumannya. BirdVit yang mengandung multivitamin dan mineral ini bisa diberikan secara rutin setiap hari. Jika burung pilek, jaga kehangatan tubuhnya. Minyak kastroli sebagai pencahar juga bisa diberikan untuk membersihkan pencernaan. Anda juga bisa menggunakan obat-obatan yang mengandung sulfa atau antibiotika yang ada di pasaran khusus untuk burung/unggas. Umumnya pilek akan hilang dengan sendirinya kalau burung diberi penghangat dan dihindarkan dari hembusan angin.

5. Pnemonia: kalau leher burung menjadi bengkak dan burung mengalami kesukaran bernafas, serta tampak demam dan sakit maka ada kemungkinan terserang penemonia. Usahakan burung agar hangat dan jauhkan dari angin. Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian sulfa atau antibiotik.

6. Parathypus: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan merupakan penyakit paling serius bagi merpati. Serangan bisa menyebabkan kematian dari 80% burung di kandang. Gejalanya bisa berbeda-beda antar burung. Persendian (umumnya di sayap) dan kaki merupakan tempat-tempat yang mudah bengkak dan akan terisi oleh cairan. Merpati yang pincang atau lumpuh merupakan tanda adanya parathypus. Pada serangan hebat, kematian akan datang tanpa tanda pembengkaan. Boleh jadi pembengkaan pada sayap karena penggumpalan darah akibat cedera, tetapi jika pembengkaan terjadi pada beberapa burung sekaligus, pantas diduga mereka terkena serangan parathypus. Pengobatan memang bisa dilakukan namun pengalaman menunjukkan bahwa membunuh burung-burung yangt sakit merupakan cara terbaik agar penyakit tidak berjangkit lagi atau terjadi penularan. Penyakit ini menyebar dengan berbagai cara dan yang tercepat adalah melalui kotoran dan air minum. Lalat, burung-burung liar dan tikus merupakan binatang yang dapat menyebarkan penyakit ini. Jika terjadi serangan, selain saran terbaik untuk merpati dimusnahkan, maka bisa dilakukan pengobatan massal dengan antibiotik, sulfa (sulfamerazine, sulfamethazine).

7. Coccidiosis: Penyebab protozoa dan menyebabkan peradangan pada intestin (usus). Protozoa ini sebenarnya sudah tinggal di dalam tubuh burung, namun akan menyerang jika daya tahan tubuh burung melemah. Burung yang terkena coccidiosis mengalami mencret hebat, cepat menjadi kurus, dan tampak pucat kekurangan darah. Sering ada gumpalan kotoran di pantat burung. Penularan penyakit ini adalah melalui burung lain yang makan protozoa coccidia yang tercampur pakan. Lakukan pencegahan dengan selalu menjaga kebersihan kandang dan lakukan penyemprotan dengan BirdFresh secara periodik merupakan langkah terbaik. Untuk pengobatan, Anda bisa mendapatkan obat untuk ini di pasaran.

8. Cacar: Cacar ini disebabkan oleh virus dan bisa membuat merpati cacat atau menemui kematian. Gejalanya tampak sebagai kulit yang mengembang dan muncul pada daerah yang tidak ditumbuhi bulu. Ada dua macam cacar yakni cacar leher dan cacar kulit. Cacar leher atau diphteria ditemukan hanya dileher dan memiliki angka kematian yang besar. Pada cacar kulit, kita akan melihat ada semacam petumbuhan kutil yang dapat begitu besar sehingga daerah mata atau kaki dipenuhi seluruhnya. cacar kulit jarang mematikan untuk burung dengan daya tahan tubuh kuat. Virus cacar ini antara lain dibawa oleh nyamuk dan hanya dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka. Tidak ada pengobatan yang efektif untuk cacar ini, tetapi bisa dilakukan vaksinasi cacar deengan vaksin cacar manusia (penggunan perlu petunjuk dokter hewan).

Demikian uraian mengenai penyakit burung merpati. Dan kalau kita amati secara keseluruhan, maka penyakit burung merpati sangat ditentukan oleh kebersihan lingkungan dan daya tahan tubuh burung merpati itu sendiri. Sekali lagi sekadar menyarankan, gunakan FreshAves untuk pembasmian parasit dan BirdVit sebagai penyuplai makanan bervitamin dan bermineral tinggi.

Selasa, 06 Desember 2011

Cara Merawat Burung Merpati Tinggian yang baik versi saya

Beberapa tips dan cara perawatan burung merpati tinggian atau burung kolongan yang baik dan maksimal.

1.Suplemen makanan yang baik dan terjamin.Agar merpati mendapat asupan gizi / vitamin yang cukup,berikanlah campuran makanan yang terdiri dari :
a)jagung (jagung putih kalau bisa yang ukurannya kecil,karena merpati lebih suka dan lebih baik atau jagung mutiara)
b)Beras merah
c)Gabah / padi
d)kacang hijau
e)Grit(campuran mineral)
Campuran grit yang baik teriri dari:
47% kulit kerang yang dihancurkan dalam ukuran sedang
33% berupa pecahan-pecahan kecil batu gamping/kapur atau batu granit
10% pecahan kecil dari arang kayu (kayu-kayu yang keras)
5% tepung tulang
5% tepung kapur
4% garam
1% apa yang disebut venetian red

2.Memandikan burung tiap hari dengan rutin.Hal ini perlu dilakukan agar bulu merpati terlihat bagus dan rapi,juga untuk kesehatan merpati itu sendiri.

3.Dengan rutin menjemur burung setiap pagi secukupnya.Hal ini bertujuan untuk melatih pernafasan merpati.

4.Kandang harus selalu bersih supaya bebas dari penyakit.Bersihkan kandang dari sisa2 makanan,kotoran dan sisa prungsungan (tempat merpati mengerami telurnya).

5.Pada waktu burung keket atau keplek dilatih rutin.

6.Pemberian Doping ( jamu ) juga di perlukan agar stamina dan kemampuan merpati bertambah.

Melatih merpati piyik untuk tinggian

Berdasar pada pengalaman melatih piyik merpati itu sulit tetapi akan mudah jika kita menyenanginya. Pertama-tama anda telah mempunyai piyik dari terah tinggian yang cukup handal, tetapi tidak perlu dari terah terkenal karena banyak merpati dari terah biasa-biasa saja atau yang anda pelihara dapat menghasilkan anak dengan kualitas yang baik untuk tinggian. Tetapi untuk menjamin agar pelatihan tidak sia-sia, anda sebaiknya melatih piyik dari keturunan yang memang sudah diketahui ketinggian terbang dan cara menukiknya. Biasanya elar 4 sudah mulai bisa dilatih,ada 2cara melatih piyikan yang paling gampang dan simpel:

1. Dilatih oleh burung merpati yang telah mapan.
Artinya burung tersebut akan direkayasa seperti si pelatihnya. Dengan ketinggian terbang yang cukup menurut anda maka seekor burung merpati dapat menjadi pelatih seekor piyik merpati. Sifat-sifat dari burung pelatih yang ideal:
*Tidak galak saat diterbangkan berpasangan.
*Akan selalu mengikuti kemana pasangannya terbang.
*Saat dilepas, langsung terbang mengintari tempat diterbangkan sampai pada ketinggian tertentu, baru menuju pulang.
*Sudah terlatih dengan jarak pendek atau jarak jauh dan dari berbagai arah.
*Dapat menukik 90 derajat atau maksimal 75 derajat.
*Tidak pernah turun kalau tidak dikelepek betinanya.

Memulai latihan.

Melatih piyik merpati tinggian akan lebih efektif dilatih oleh burung merpati tinggi yang sedang tidak giring. Karena burung pelatih tidak giring cenderung akan terbang lebih lama karena tidak sedang memikirkan betinanya. Sama halnya dilatih dengan burung yang sedang mengerami telur, sudah pasti burung pelatih ini akan langsung pulang karena ingin segera mengerami telurnya.
*Lakukan latihan teratur dengan memilih pelatih yang memenuhi syarat diatas. Setidaknya burung pelatih "dapat terbang mengintari tempat diterbangkan sampai pada ketinggian tertentu baru pulang" ini sudah cukup.
*Pilh waktu yang tepat, seperti pagi hari. Karena kalau sore hari burung yang dilatih ngadat alias tidak mau pulang, kita akan susah untuk menuntun pulang nya.
*Untuk keamanan sebaiknya membawa pelatih cadangan. Jika pelatih meninggalkan piyik, segera lepaskan pelatih kedua untuk menuntun piyik pulang.
*Jangan menambah jarak tempuh jika burung mulai kebingungan untuk pulang.
*Perlu diperhatikan jika piyik terlihat tahu jalan untuk pulang, anda harus ingat bahwa piyik tersebut dituntun oleh pelatih.
*Latihan dengan menggunakan pelatih tidak harus terus-menerus menggunakan pelatih, sekali-kali piyik perlu dicoba untuk diterbangkan sendiri. Terbangkan piyik mulai 50 meter dari kandang jika piyik tersebut pernah dicoba terbang dengan jarak 200 meter dengan pelatih.

2. Dilatih tanpa diterbangkan dengan burung merpati lain.

Artinya burung tersebut dilatih sendirian tanpa menggunakan burung lain sebagai penuntun. Ini akan memakan waktu yang lama dan hasilnya kurang memuaskan. Tetapi dalam beberapa hal bisa saja latihan sendirian bisa lebih baik. Ada beberapa cara melatih terbang sendiri antara lain:
*Dilatih bertahap dari mulai dilepas dari jarak 20 meter dari kandang latihan setiap pagi. Latihan ini cukup dilakukan 1 x sehari, karena burung yang tidak mempunyai pasangan akan sulit ditangkap untuk dilatih.
*Terbangkan dari berbagai arah seperti barat, timur, selatan, utara. Ini sangat penting karena setiap saat burung merpati dapat tersesat saat akan pulang. Dengan variasi arah penerbangan diharapkan merpati akan hapal betul daerah nya.
*Latihan bertahap dengan penambahan jarak kurang lebih 20 meter disetiap peningkatan jarak.
*Jangan menambah jarak jika burung yang dilatih terlihat mulai kebingungan untuk pulang. Jika ini terjadi maka burung harus dilatih ulang mulai dari setengah jarak terjauh yang pernah di tempuh.
*Untuk jarak lebih dari 200 meter sebaiknya anda membawa burung pelatih untuk petunjuk jalan. jika piyik tersebut mulai terlihat tersesat, segera lepaskan burung pelatih untuk menuntun piyik pulang. Dan usahakan dalam melatih untuk membawa burung yang sudah mapan.
*Sampai elar 2 biasanya piyik bisa dilatih sampai 5 km atau lebih.
*Dengan latihan yang rutin anda akan mendapatkan burung yang sesuai dengan harapan anda.

Catatan :
1.Elar 1 sebaiknya sudah mulai dicarikan jodohnya, karena dengan elar1 jika memang latihannya berhasil sudah bisa dianggap burung tersebut sudah jadi.
2.Burung tinggi jangan sekali-kali dikelepek jika memang tidak giring, kalau memang berniat diterbangkan biarkan saja dia turun sendiri tanpa dikelepek.
3.Jika bulu ujung sayap telah lepas, sebaiknya burung tersebut di istirahatkan atau biarkan kalau dia terbang untuk sekedar bermain disekitar kandangnya.
4.Berikan makan hanya sekali disore hari kecuali minum bisa sampai 5 x sehari. Dengan memberikan jadwal yang sesuai diharapkan anda tidak repot untuk memberi makan burung.
5.Dalam saat tertentu seperti terlihat banyak burung kecil seperti burung walet beterbangan, sebaiknya latihan tidak dilakukan karena menurut pengalaman setiap terlihat burung kecil beterbangan burung yang telah mapan pun bisa hilang.
6.Perhatikan jumlah latihan yang diberikan jangan berlebihan. Karena latihan berlanjut dan teratur adalah hal terbaik buat burung merpati. Setiap merpati mempunyai kelebihan dan kekurangan, anda harus faham dengan itu. Bagai mana cara memahaminya? jika anda perhatikan dengan baik setiap merpati peliharaan anda, anda akan faham dengan sendirinya.

Senin, 12 September 2011

CIRI-CIRI MERPATI KETINGGIAN

Bentuk Kepala
Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang "nonong", tapi pilih yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan yang memiliki derajat kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh burung yang hanya bagus turun atas kepala "tengah" (arah jam12.00). berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini kan OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi)

Bentuk paruh
Pilih paruh yang berbentuk "merit" (runcing pada ujungnya), tidak terlalu besar & tidak terlalu panjang. Pilih yang mempunyai panjang dari ujung hidung sampai ujung paruh berjarak sedikit lebih pendek dari jarak pangkal hidung sampai batok kepala depan teratas.
Mata

Mata sebagai senjata utama bagi merpati untuk menemukan gerakan tentu tidak akan kita abaikan dalam hal pemilihannya. Pilih mata yang mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap cahaya (akan membesar dan mengecil dg cepat saat menerima perubahan rangsangan cahaya). Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang mempunyai dua warna mata,biasanya perpaduan antara kuning tua dg kuning muda, merah tua dg hijau tua, atau merah muda dg putih. Pilih yang mwmpunyai warna tengah lebih tenggelam dari warna luarnya,sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2 warna yang menyatu.

Hidung
Kalau didaerah saya, oleh sebagian teman, keadaan, bentuk,besar dan kecilnya hidung tidaklah pernah digubris. akan tetapi tidaklah sependapat dg yg akan saya sampaikan, karena menurut pengalaman, berbagai bentuk hidung mempunyai kelebihan dan kelemehan. menurut saya hidung juga berperan untuk merpati menemukan jalan pulangnya (disamping feelingnya), beberapa hidung favorit saya: 1. besar, panjang, menggembung (bukan "prambon"/turunan dari merpati pos), saya suka dg hidung berbentuk spt ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. 2. besar, panjang, "trepes"/melekat ke paruh (jika burung ini "prambon"), sy suka hidung berbentuk spt ini jika memiliki warna kapur pekat akan tetapi terlihat garis2 samar sejajar berwarna kemerah2an diseluruh bagian hidungnya, dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. 3. kecil, menggembung (strain jawa, baik jawa sungut ataupun jawa deles), sy suka dg hidung berbentuk ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. adapun bila pada pangkal hidung berbentuk lurus, sy suka burung ini untuk "gaburan"/bermain dirumah, biasanya burung tidak membutuhkan jarak jauh2 untuk bisa terbang tinggi, yang penting pemilihan mitra terbang yg imbang dan sepadan (justru bila burung dg tipe hidung spt ini akan pulang lama bila dilepas jauh, bahkan kadang hilang).
Leher
sampai saat ini sy masih berpendapat bahwa leher adalah sarana utama bagi burung merpati untuk "metil"/"njungkel"/"nunjem"/"nenggel"/"thel". pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya. pilih juga tulang leher yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, dan kualitas "metil" kalah fleksibel dibanding dg tipe tulang leher yg tadi sy sebutkan.

Sayap
sayap sebagai sarana utama burung untuk terbang hendaknya kita harus benar2 memilihnya yg terbaik, beberapa contoh al:
1. bahu sayap harus kuat dan lentur/jangan kaku, utk bentuk bisa bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk pipih, lebar berotot.
2. bulu sayap tebal kencang tidak bergelombang. pilih juga yg lebar (landung) rapat jarak satu bulu dg yg lainnya. ujung bulu meruncing.
3. tulang bulu sayap besar kuat sedikit lentur pada ujung bulunya
pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat "mekongkong" saat dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas turunnya akan lebih kencang yg mempunyai sayap agak "mekongkong".
Bentuk dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V (kalau dilihat dari depan), jangan yg berbentuk O, apalagi elip mendatar/gepeng. burung dengan bentuk dada berhuruf V biasanya akan turun kencang dari arah manapun. berbeda dg yg berbentuk huruf O (hny bgs turun atas kepala/jam12.00), karena kalau turun agak condong biasanya kecepatan turun burung berbentuk dada sptri ini akan berkurang.
Tulang Dada
Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang. masalah bentuk sy pny pengalaman sseperti ini:
1. berbentuk seperti tanda 'centang' : dg tulang dada blk menjorok kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type tulang dada sprti ini dg perangkat lain yg memadai biasanya akan turun anteng/tidak goyang.
2. berbentuk sprti perahu : dengan perangkat lain yg memadai dan "cekelan"padat berisi, burung akan turun sambil "nggenjot-nggenjot"
Sapit Udang
Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk "sapit urang" pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunny, kalau dari pengalaman sy pribadi, bila dinilai dari cara terbang burung sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh "sapit urang" sama gaya terbang burung. akan tetapi utk masalah turun sprtiny berpengaruh besar. ketebalan dan kuatny "sapit urang" pun juga mempengaruhi turunnya merpati. sprti cont; merpati dg "sapit urng" rapat (tidak berjarak sama sekali/"ganthet") biasany kalau burung mempyai kemampuan turun, turunyny akan pelan. merpati dg "sapit urang" berjarak sempit, kira 0,5-1cm (untuk burung merpati berukuran besar). 0,5cm (untuk merpati berukuran sedang) kalau burung mempyai kemampuan turun, turunny akan megal-ol/goyang-goyang. merpati dg jarak "sapit urang" kira2 >1cm kalau burung mempyai kemampuan turun, akan turun dg "anteng"/tidak goyang2, tentuny juga didukung ukuran "brutu" dan bentuk ekorny. kondisi "sapit urng" yg bengkok sejauh pengalaman sy: dulu sy pernah pny burung dg jarak "sapit urang" kira2 1cm, sebelum "sapit urng" bengkok burung mampu turung cepat dan shoot kasar, karena shoot terlalu keras, burung turun "ngebrok lemah". kemudian salah satu "sapit urangny" patah, setelah manjalani perawatan beberapa minggu "sapit" nyambung tapi bengkok sebelah. sejak saat itu burung tsb masih mampu turun hny kecepatan turun dan shootny berkurang.

Pinggang/Brutu
perbedaan ukuran dan jarak dari pinggang/"brutu" merpati tentuny tidak mungkin bila tidak memp pengaruh apa2 pada kinerjany. dari yg berukuran besar, kecil, sedang, berjarak rapat ataupun yg berjarak renggang. kalau dari pengalaman, pinggang berjarak renggang dari badanny akan membuat burung tidak memiliki keseimbangan yg bagus. burung dg kecepatan turun lambat, tentuny tidak akan terlihat dg jelas ketidakseimbanganny dg adany pinggang spt ini. berbeda dg burung dg kemampuan kecepatan turun tinggi/keras, jika memiliki pinggang renggang spt ini akan terlihat jelas saat burung turun arah jam 12.00/atas kepala. kemungklinan pertama turun burung akan patah/ separuh jalan berbelok. kemungkinan kedua burung turun dg kecepatan tinggi tanpa adany keseimbangan pengereman, akibatny burung akan turun dg keras(yg berakibat menyakiti diriny sdr).
berbeda dg pinggang yg berjarqk rapat, baik yg besar maupun yg kecil memiliki kelebihan sdr2. dg perkakas lain yg mendukung, burung dg "brutu" kecil rapat, akan memiliki tipe turun "anteng"/tidak goyang2. burung dg "brutu" besar rapat, akan memiliki tipe turun tampak goyang2, bila semua perkakas mendukung sebenarny goyang2ny itu merupakan seni lemparan tubuh burung/"nggenjot2" saat turun.
Ekor
ketebalan dan bentuk ekor saat burung kita pegang tentuny akan bermacam2, dari sinilah kita sebenarny dapat mengira2 daya dan gaya turun dari burung tsb.
pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang (tebal disini harus disesuaikan dg pegangan/"cekelan" burung, u/ kadar ketebalan bulu ekor akan berbeda dari "cekelan" padat/"kiyel", empuk/ngapuk, keras/rapet/"atos" yg sangat susah u/ di utarakan lewat tulisan) tpi dg pemilihan dan pembelajaran yg berulang2 psti kelak dg mudah kita akan dapat membedakan ukuran yg sesuai.
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak menyatu, itu ciri dari "brutu" kecil, biasany bentuk ekor spt ini dimiliki oleh burung dg gaya turun "anteng".
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak melebar pada ujungny/tdk mengumpul jadi satu, itu ciri2 dari "brutu" besar, biasany bentuk ekor spt ini dimiliki oleh burung dg gaya turun "nggenjot2".

saat kita pegang ekor merpatipun akan memp daya tekan kebawah yg berbeda2, ada yg "ndlosor", "ngawet" 45 derajat, dan ada pula yg "ngawet" 90 derajat/ ditempat sy biasa disebut dg "bengkuk".
u/ gaya terbang :
*bila burung memp pegangan ekor "ngawet" 45 derajat: burung dg pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yg yg memp tipe pegangan ekor sama, akan memp gaya lepas/start memutar agak melebar dan tidak beraturan (kadang start belum tinggi burung sudah menuju kearah tujuan)
*bila burung mmp pegangan ekor "ngawet" 90 derajat/"bengkuk": burung dg pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yg yg memp tipe pegangan ekor sama, akan memp gaya lepas/start memutar "cekak", spt obat nyamuk (biasany burung mencapai ketinggian ttntu baru menuju arah tujuan)
*bila burung memp pegangan ekor "ndlosor": burung dg tipe pegangan ekor spt ini biasany memp 2 kemungkinan gaya terbang. yg pertama terbang langsung menuju arah tujuan. yg kedua "nggandeng"/ ngikut partnernya.
Kaki
kalau soal kaki sy lebih suka kaki yg merit, garing/terlihat "mbesisik" & panjang (baik kaki maupun jarinya)
saat dipegang posisi kaki menjorok/mendorong kebelakang sejajar dg arah ekor.
Tingkah laku merpati
- Suara kepakan sayap
bila kita mau memperhatikan suara kepakan dari sayap burung merpati, tentu dari merpati yg satu dan lainnya akan berbeda. apa sebenarny yg membuat suara kepakan ini kian berbeda?
ya,, memang suara kepakan dari burung yg sudah jadi/terbang tinggi dan belun jadi/msh latihan trnyta memang berbeda. apalagi dg burung merpati yg sama sekali belum latih terbang (umbaran)
*kepakan sayap burung merpati yang sudah terbang akan terdengar lebih ringan (teratatak)kira2 bgtu,kalau sudah terbang dan tinggi, di sela2 kepakannya ada suara sperti(wis.. wis..)
*sedangkan sayap burung merpati yg belum folsir terbang/jarang terbang akan terdengar lebih berat(tjeplak-tjeplak)
memang kalau tanpa mengamati dg seksama dan berulang2 akan tampak susah membedakan suara kepakan ini.
- Cara turun
saat kita belanja di pasar,,
tentu akan banyak pedagang yg sibuk menawarkan merpati dagangannya,,
kalu saya,, saat membeli sering mengamati dari jarak yg agak jauh, melihat para pedagang menawarkan burung2 yg dijajakanny pada calon pembeli,
biasany burung ini (burung giring) akan diperlihatkan giringny dg cara betina di naik turunkan kurungan,,
nah,, inilah kesempatan kita menilai mental si burung tsb!

kalau kita mau mengamati, cara turun burung dari kurungan itu akan bermacam2. ada yg melompat dg mengepakkan sayap, ada yg langsung turun menjatuhkan tubuhnya (ada yg dg posisi kepala di depan, ada pula yg dadany di depan).
ya,, untuk mental burung, ,
burung yg menjatuhkan tubuhnyalah yg memiliki mental untuk turun. bukan merpati yg turun kurungan dg cara melompat dg mengepakkan sayapny.

akan tetapi cara itu hanya bisa di pakai untuk memperkirakan kemampuan mental turunny, bukan kemampuanny untuk turun. karena untuk kemampuan turun masih diperlukan perangkat2 lain yg memadai(tulang leher,sapit urang,pinggang,dll)
- Cara Jalan
banyak dari penggemar burung merpati tidak lagi memperdulikan cara jalan dari burung merpati ini.
memang cara jalan burung hanya bisa digunakan untuk memperkirakn malas dan tidakny burung,, meski hanya sedikit orang yg mempercayai, semoga pendapat ini bisa sedikit bermanfaat bagi sesama penggemar yg menginginkan burung merpatiny adalah merpati yg rajin dan tidak malas terbang.

saat burung berjalan, coba kita amati telapak kakiny,,
napak(menyentuh tanah) atau tidak.
biasany burung merpati yg berjalan hanya menapakkan keempat jariny(tanpa telapak kakiny),
akan mempunyai kemampuan terbang yg lebih panjang/lama dari pada burung yg menapakkan telapak kakiny saat berjalan. anda tidak percaya? coba buktikan sendiri dg burung yg mempunyai segala baik pegangan dan lain2 yg sama, dan perkiraan umur yg sama, latihan yg sama, pakan yg sama, dengan jalan yg berbeda seperti diatas.

saat burung sudah sama2 jadi/hafal lapak/rumah, terbangkan burung berulang kali, dan burung mana yg memp. ketahanan terbang paling baik diantara keduanya? burung mana yg lebih dulu lelah/"ngenduk"/hinggap di sembarang tempat?
- Penampilan
setelah melihat cara berjalan dari burung merpati, tidak salah bila kita melihat keunggulan burung merpati dari bentuk tubuhny saat berdiri.
burung yg berdiri terlihat punggung & pinggangny menyembul/ tampak "berpunuk" tentu akan memp kemampuan terbang dan turun yg berbeda dari burung yg memp bentuk tdk spt itu. biasany syp burung akan tampak menggantung.
bila kita melihat merpati dg bentuk tubuh spt itu, ada kemungkinan burung ini memp gaya terbang dg speed kencang, dan kemampuan turun yg patut diperhitungkan.
- Waspada
saat burung kita lepas di luar kandang, bila kita mau memperhatikan tentu pandangan dan gerak-ik kepala burung merpati ini akan memp gaya yg berbeda. ada yg hny diam terlihat cuek dg keadaan sekitar, ada pula yg tampak waspada dan gesit mengikuti gerakan2 disekitarny, baik gerakan didekatny ataupun gerakan dari kejauhan.
burung dg tingkat kewaspadaan tinggi patut kita perhitungkan kemampuan penglihatanny.
- Gerak bulu ekor
saat kita memilih burung merpati, baik di pasar maupun di peternak, tidal ada salahny kit a memperhatikan pergerakan bulu ekor merpati tsb saat bekur.
I. ekor burung saat bekur yang memp kecepatan "megar-mingkup"/ bulu2 ekorny merapat dg cepat (dilihat dari samping), biasany dimiliki oleh burung yg memp pinggang rapat. dan ini sangat mempengaruhi kemampuan turunny.
II. ekor bururng yg selalu "megar"/terlihat jarak2 dari bulu ekorny (dilihat dari samping), Akan mempunyai kemampuan turun yg kalah baik bila dibandingkan dg tipe pertama.